Postingan Ketiga : Apa Bedanya Cau Umur 1 Tahun dengan Cau Umur Hampir-17-Tahun?
There are so many differences, of course. But let's focus on one thing today:
Pemahaman.
Ya, salah satu perbedaan yang signifikan dari Cau masih balita dengan Cau hampir 17 tahun adalah soal pemahaman. Meski masih berasa bloon bahkan hingga detik ini, tapi ada banyak hal yang kupahami.
Dari masalah sederhana seperti berjalan. Aku sudah paham bagaimana caranya berjalan. Aku juga paham bagaimana caranya bicara. Bagaimana caranya berkomunikasi. Aku juga paham bagaimana caranya makan, caranya memegang sendok, caranya memotong daging, dan hal-hal lainnya.
Tapi yang paling penting adalah, kini aku paham, meski belum semuanya, tentang mana yang baik, dan mana yang buruk.
Dulu mungkin kita pikir, merokok sah-sah saja. Toh, bapak-bapak memang rata-rata hobinya begitu. Tapi kemudian kita tahu, bahwa merokok itu berbahaya. Dulu mungkin kita pikir, bahwa makan permen banyak-banyak wajar saja. Tapi kemudian kita tahu, bahwa di dunia ini ada penyakit bernama diabetes. Ada banyak hal yang tidak kupahami dahulu, yang kini sudah mulai kupahami.
Terutama tentang perbuatan kita. Aku paham berbohong itu tidak baik. Aku paham mencuri jambu milik tetangga itu tidak baik. Aku paham melempar barang ketika sedang kesal itu tidak baik. Aku paham bahwa menyentuh ikhwan bukan mahrom itu tidak baik. Aku paham bahwa membuka aurat itu tidak baik. Aku paham. Atau setidaknya aku pikir, aku paham.
Tapi aku juga paham, bahwa kita semua punya pilihan.
Gak peduli seberapa banyak bad effect atas suatu hal yang kamu ketahui, kalau kamu tetap memilih sesuatu itu, maka ya ... sesuatu itu bisa kamu dapatkan, satu paket dengan resikonya. Gak peduli seberapa banyak dalil dan nasehat yang orang sampaikan tentang hukum menutup aurat padamu, kamu tetap bisa memilih, mau ikut jalan yang benar, aku mengaburkan pandangan dan berbelok arah. Menyugesti diri sendiri bahwa yang kamu pilih adalah jalan yang benar, dengan ribuan alasan.
Kita tetap bisa memilih. Mau ikut jalan yang baik, atau memilih memalingkan wajah dan mengikuti jalan yang buruk. Kita tetap bisa memilih. Tak peduli seberapa paham kita atasnya. Ketika hawa nafsu menguasai, maka apalah artinya larangan merokok, apalah artinya iklan bahaya merokok, karena hati tidak lagi mau peduli. Yang penting, bahagia.
Kata orang, 17 tahun itu patut dirayakan. Karena jadi titik awal pendewasaan kita. Menjadi titik awal dimana kita akhirnya bisa punya KTP. Bisa punya SIM. Bisa ikut Pemilu. Dan sudah bisa menikah (gadeng, dari yang gue baca 16 tahun juga bisa, kok, untuk perempuan #ciaaa).
Yaa intinya, maka dari itu, aku berharap banget, di umur yang mulai dewasa ini, semoga selalu diberikan arahan untuk memilih pilihan-pilihan terbaik dalam hidup ini. Untuk memilih dengan bijak, dengan dewasa. Untuk tidak gampang goyah. Untuk berdiri dengan prinsip sendiri.
Dan semoga, berapa pun umurmu saat ini, juga bisa selalu memilih hal-hal baik untuk hidupmu. Karena kelak, pilihan-pilihan kita akan dimintai pertanggung jawaban.
Sekian, wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
(funfact : actually i planned to watch korean drama after writing this, but i think again about what i just wrote. lol, now i'm confused whether to watch it or just go to sleep, or doing my homework haha. bye, have a good night everyone!)
Pemahaman.
Ya, salah satu perbedaan yang signifikan dari Cau masih balita dengan Cau hampir 17 tahun adalah soal pemahaman. Meski masih berasa bloon bahkan hingga detik ini, tapi ada banyak hal yang kupahami.
Dari masalah sederhana seperti berjalan. Aku sudah paham bagaimana caranya berjalan. Aku juga paham bagaimana caranya bicara. Bagaimana caranya berkomunikasi. Aku juga paham bagaimana caranya makan, caranya memegang sendok, caranya memotong daging, dan hal-hal lainnya.
Tapi yang paling penting adalah, kini aku paham, meski belum semuanya, tentang mana yang baik, dan mana yang buruk.
Dulu mungkin kita pikir, merokok sah-sah saja. Toh, bapak-bapak memang rata-rata hobinya begitu. Tapi kemudian kita tahu, bahwa merokok itu berbahaya. Dulu mungkin kita pikir, bahwa makan permen banyak-banyak wajar saja. Tapi kemudian kita tahu, bahwa di dunia ini ada penyakit bernama diabetes. Ada banyak hal yang tidak kupahami dahulu, yang kini sudah mulai kupahami.
Terutama tentang perbuatan kita. Aku paham berbohong itu tidak baik. Aku paham mencuri jambu milik tetangga itu tidak baik. Aku paham melempar barang ketika sedang kesal itu tidak baik. Aku paham bahwa menyentuh ikhwan bukan mahrom itu tidak baik. Aku paham bahwa membuka aurat itu tidak baik. Aku paham. Atau setidaknya aku pikir, aku paham.
Tapi aku juga paham, bahwa kita semua punya pilihan.
Gak peduli seberapa banyak bad effect atas suatu hal yang kamu ketahui, kalau kamu tetap memilih sesuatu itu, maka ya ... sesuatu itu bisa kamu dapatkan, satu paket dengan resikonya. Gak peduli seberapa banyak dalil dan nasehat yang orang sampaikan tentang hukum menutup aurat padamu, kamu tetap bisa memilih, mau ikut jalan yang benar, aku mengaburkan pandangan dan berbelok arah. Menyugesti diri sendiri bahwa yang kamu pilih adalah jalan yang benar, dengan ribuan alasan.
Kita tetap bisa memilih. Mau ikut jalan yang baik, atau memilih memalingkan wajah dan mengikuti jalan yang buruk. Kita tetap bisa memilih. Tak peduli seberapa paham kita atasnya. Ketika hawa nafsu menguasai, maka apalah artinya larangan merokok, apalah artinya iklan bahaya merokok, karena hati tidak lagi mau peduli. Yang penting, bahagia.
Kata orang, 17 tahun itu patut dirayakan. Karena jadi titik awal pendewasaan kita. Menjadi titik awal dimana kita akhirnya bisa punya KTP. Bisa punya SIM. Bisa ikut Pemilu. Dan sudah bisa menikah (gadeng, dari yang gue baca 16 tahun juga bisa, kok, untuk perempuan #ciaaa).
Yaa intinya, maka dari itu, aku berharap banget, di umur yang mulai dewasa ini, semoga selalu diberikan arahan untuk memilih pilihan-pilihan terbaik dalam hidup ini. Untuk memilih dengan bijak, dengan dewasa. Untuk tidak gampang goyah. Untuk berdiri dengan prinsip sendiri.
Dan semoga, berapa pun umurmu saat ini, juga bisa selalu memilih hal-hal baik untuk hidupmu. Karena kelak, pilihan-pilihan kita akan dimintai pertanggung jawaban.
Sekian, wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
(funfact : actually i planned to watch korean drama after writing this, but i think again about what i just wrote. lol, now i'm confused whether to watch it or just go to sleep, or doing my homework haha. bye, have a good night everyone!)
Komentar
Posting Komentar