Postingan ke-34: Muntah Buka LinkedIn

 Bismillah.


Kalau ngelihat akun twitterku dan coba search 'muntah', kayaknya ada banyak yang muncul. Dan kalau tweetnya diposting akhir-akhir ini, itu artinya aku ngetweet setelah buka LinkedIn.

Jadi jobseeker udah capek banget nyari lowongan, kirim CV, bikin cover letter, psikotest, interview, sampai lihat e-mail rejection. Udah di tahap hopeless, tapi mau ngga mau hidup harus tetap jalan. Jadi meskipun udah capek, tetap memaksakan diri buka LinkedIn, meski beres itu jadi pengen muntah.

Muntah di sini lebih ke konteks ngerasa overwhelmed. Gila ya, nyari kerja tuh gini banget coy? Seliweran timeline LinkedIn ku isinya lowongan-lowongan pekerjaan, kadang update kantor baru orang, atau yang tiba-tiba kena layoff dan mulai pasang "Open to Work". Baca timeline LinkedIn rasanya too much. Dunia pekerja rasanya too much.

I really pray that one day I will have a stable job in a very great company to the point that I don't have to open my LinkedIn account again. I won't need that platform again. And I will probably delete it.

Tapi buat sekarang, hidup masih harus lanjut. Cari kerja masih harus terus dilakuin, meski udah eneg ngerjain psikotes. Meski udah capek interview. Meski rasanya udah ngga kuat nerima rejection letter lagi.

I'll keep on moving. I'll keep on learning. I'll keep on praying.

Komentar

Postingan Populer